Uncategorized

“Pioneer of the Indonesian language from Bugis land”

3
×

“Pioneer of the Indonesian language from Bugis land”

Sebarkan artikel ini
Breaking Sulsel.co.id — Raja Ali Haji adalah anak dari Raja Ahmad, seorang penasehat kerajaan Riau-Lingga yang juga dikenal sebagai Engku Haji Tua. Raja Ali Haji merupakan cucu Daeng Cella’ salah satu dari 5 Opu Bersaudara dari tanah Bugis (keturunan Datu luwu ke-24 dan ke-26 We Tenri Leleang, bergelar Petta Matinroe’ ri Soreang tahun 1748-1760 & 1765-1778). Raja Ali Haji dikenal sebagai sastrawan dan pujangga istana serta menjadi salah satu tokoh cendekiawan terkemuka dalam sejarah kerajaan tersebut. Kontribusinya dalam bidang sastra dan pemikiran menjadikannya tokoh penting dalam warisan budaya Melayu.
Perdagangan di Kerajaan Riau pada tahun 1778 mengalami kemajuan pesat. Akibatnya, masyarakat hidup sejahtera dan kehidupan beragama, khususnya Islam berkembang dengan sangat baik. Saat itu, pemerintahan dipimpin oleh Raja Haji (kakek raja Ali Haji) Yang Dipertuan Muda Riau ke-IV. Raja Haji juga menjadi tokoh penting dalam membentuk aliansi Nusantara yang mencakup Wilayah seperti Batu Bahara, Siak, Indragiri, Jambi, pesisir Kalimantan, Selangor, Naning dan Rembau. Ia bahkan berusaha menjalin hubungan dengan para raja di Jawa untuk bersatu melawan penjajah Belanda demi menjaga martabat bangsanya.
Pada tahun 1808-1873 Raja Ali Haji terkenal masyhur di antara kaum Intelektual di dataran Melayu kala itu. Beliau menulis dua buah buku dalam bidang bahasa yaitu Bustanul Katibin tahun 1857 dan Kitab Pengetahuan Bahasa tahun 1858 serta pada bidang lainnya.
Ia dikenal sebagai perumus tata bahasa Melayu standar melalui karyanya Pedoman Bahasa yang menjadi dasar pengembangan Bahasa Nasional Indonesia. Buku karya Raja Ali Haji berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa selesai ditulis tahun 1851 yang dicetak di Singapura tahun 1925 telah ditetapkan dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 sebagai Bahasa Nasional Indonesia. Selain sebagai ahli bahasa, Raja Ali Haji juga seorang sastrawan dan sejarawan yang berperan penting dalam pelestarian budaya dan identitas Melayu di Nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page