Uncategorized

JEJAK SEJARAH GELAR ANDI

163
×

JEJAK SEJARAH GELAR ANDI

Sebarkan artikel ini

Oleh : H. Andi Ahmad Saransi

Ada sebuah ungkapan lucu di kalangan sejarawan: “jangan sekali-kali pacaran dengan seorang sejarawan, sebab kalau ada data baru, data lama langsung ditinggalkan.” Ungkapan ini sebenarnya menggambarkan sifat dasar sejarah: selalu berubah mengikuti fakta terbaru yang ditemukan.

Hal ini juga terjadi pada perdebatan soal gelar Andi di Sulawesi Selatan. Selama ini, banyak orang percaya bahwa gelar Andi diberikan oleh Matthes, seorang peneliti Belanda yang datang ke tanah Bugis-Makassar di abad ke-19. Cerita ini begitu sering diulang sampai dianggap benar.

Namun, temuan baru membalik anggapan tersebut. Dalam buku Boeginieesch-Hollandsch Woordenboek terbitan 1874 disebutkan bahwa “Andi sering digunakan dalam nama-nama yang diberikan kepada pangeran (anak bangsawan) atau putri ketika masih kecil…” (1874: 819). Fakta ini membuktikan bahwa gelar Andi bukan ciptaan Matthes, melainkan memang sudah ada dalam tradisi masyarakat Bugis.

Dengan kata lain, gelar Andi adalah warisan budaya Bugis yang lahir dari dalam, bukan dari luar. Ia digunakan untuk menandai status kebangsawanan sejak masa kanak-kanak, dan menjadi bagian penting dari identitas sosial.

Maka, sesuai dengan pameo tadi, anggapan lama tentang Andi sebagai “pemberian Matthes” sebaiknya ditinggalkan, karena kini kita sudah punya dasar yang lebih kuat. Dan di sinilah keindahan sejarah: selalu bergerak, selalu mencari kebenaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page