*Pappaseng To Riolo mengenai konsep Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge*

0

Penulis : Hendra

Dalam bermasyarakat saat ini, kita sering mendengar istilah Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge dalam kultur Sulawesi Selatan khususnya Bugis Makassar. Namun seiring perkembangan zaman dan era modernisasi istilah tersebut sudah jarang ditemukan dalam konteks kehidupan bermasyarakat di Sulawesi Selatan.

Budaya seperti ini hanya menjadi simbol tetapi jarang lagi dijumpai ditengah masyarakat Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan. 
Oleh karena itu mengambil rujukan dalam konteks Al-Qur'an, ketiga istilah tersebut (Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge) tidak secara langsung disebutkan dalam Al-Qur'an. Namun, kita dapat mencari makna dan konsep yang terkait dengan ketiga istilah tersebut dalam Al-Qur'an.

- Sipakatau: Dalam bahasa bugis berarti "saling mengerti" atau "saling memahami". Dalam Al-Qur'an, konsep ini terkait dengan ayat-ayat yang menekankan pentingnya komunikasi dan pemahaman yang baik dalam hubungan antar-manusia, seperti QS. An-Nahl (16): 125 dan QS. Al-A'raf (7): 205.
- Sipakalebbi: Dalam bahasa bugis berarti "saling mencintai" atau "saling mengasihi". Dalam Al-Qur'an, konsep ini terkait dengan ayat-ayat yang menekankan pentingnya kasih sayang dan cinta dalam hubungan antar-manusia, seperti QS. Al-Imran (3): 92 dan QS. Al-Baqarah (2): 177.
- Sipakainge: Dalam bahasa bugis berarti "saling menghormati" atau "saling menghargai". Dalam Al-Qur'an, konsep ini terkait dengan ayat-ayat yang menekankan pentingnya menghormati dan menghargai orang lain, seperti QS. Al-Hujurat (49): 11-12 dan QS. Al-Mu'minun (23): 1-2.

Dalam keseluruhan, ketiga konsep tersebut (Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge) sangat penting dalam membangun hubungan yang harmonis dan sejahtera dalam masyarakat. Al-Qur'an menekankan pentingnya komunikasi, kasih sayang, dan menghormati orang lain dalam membangun masyarakat yang beradab dan sejahtera.(Red)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)